Rabu, 20 April 2011

Pengukuran Diameter Pohon


Diameter adalah panjang garis lurus antara dua titik pd lingkaran yg melalui titik pusat. Hubungannya dgn keliling: d = k/π. Utk pohon berdiri, diameter diukur pd “setinggi dada” (diameter at breast height, dbh):
– Di negara yg menggunakan sistem metrik (e.g.:Indonesia, Belanda, Jerman, dsb.), dbh = 1,30 m dpt.
– Di Amerika, Kanada dan India, dbh = 4,5 feet (1,37 m)
– Di Belgia dan Filipina, dbh = 1,50 m
– Di Inggris, dbh = 1,32 m
Diameter mungkin diukur:
– Di luar kulit (diameter outside bark, dob)
– Di dalamkulit (diameter inside bark, dib)
dib = dob – 2t
t=tebal kulit
Mengapa Dbh ?
– Pengukuran mudah dilakukan (nyaman)
– Pada umumnya bebas dari banir
– Memiliki korelasi yang cukup erat dgn dimensi pohon lainnya (e.g. tinggi, volume, biomassa, dsb.)
Posisi pengukuran dbh :
      
 

    

Kegunaan Data Diameter :
• Menghitung luas bidang dasar (lbds), dan volume pohon
• Sebagai penduga dimensi pohon/tegakan lainnya (e.g. tinggi, volume, biomassa) >>> Y = f(D)
• Pengaturan penebangan pohon dengan batas diameter tertentu (misal : dalam TPTI minimal 50 cm)
• Mengetahui struktur (horizontal) tegakan
Macam-macam Alat Ukur Diameter
• Alat ukur yang sering digunakan: Caliper (apitan pohon) ; Pita ukur :
phi-band (pita diameter), pita keliling
• Alat ukur yang kurang teliti: Biltmore stick ; Garpu pohon
 
 
• Caliper (apitan pohon)
– Dapat digunakan utk pohon berdiri dan rebah
– Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali:
• pada diameter terkecil                                             
• dan diameter tegak lurus padanya,
• kemudian dambil nilai rata-rata-nya            
            – Keunggulan alat:
• Pengukuran relatif cepat
• Pembacaan skala mudah
• Secara teoritis tidak berbias
• Ketelitian cukup baik (2 kali pengukuran)
– Kelemahan alat:
• Kurang praktis dibawa karena alat cukup besar
• Diameter pohon yang diukur dibatasi skala alat.
• Jika tangkai kotor/berkarat, akan sulit menggerakkan kakinya.
• Pita ukur
– Pita keliling: skala yang ditunjukkan adalah keliling (k)
– Pita diameter (phi-band): skala yang ditunjukkan adalah diameter
Rumus : d = k
– Keunggulan alat:
• Ringan dan mudah dibawa
• Ketelitian hasil pengukuran cukup baik      
• Pengukuran cukup satu kali
– Kelemahan alat:
• Hasil pengukuran cenderung bias dan “overestimate” terutama apabila: batang   tidak silindris, pita terlipat/ melintir, posisi alat miring terhadap sumbu batang.
• Pengukuran memerlukan waktu relatif lama
• Sulit digunakan untuk pohon yang rebah
            Pita diameter permanen untuk pengukuran diameter pd petak ukur permanen (pup)].
• Biltmore stick
– Berbentuk mistar berskala (panjang 60–90 cm)
– Dibuat dengan prinsip “segitiga sebangun”:
S = {D²L/(D+L)}½
            Kelebihan alat:
• Pengukuran tidak perlu waktu lama
• Pembacaan skala relatif mudah
• Alat ringan dan mudah dibuat
Kekurangan alat:
• Kurang teliti (hanya cocok untuk mengukur kelas diameter)
• Sulit digunakan untuk pohon berdiameter besar
• Jarak pandang seringkali menjadi kendala dalam memperoleh hasil pengukuran yang telit.
• Garpu pohon:
– Hanya cocok untuk mengukur kelas diameteri
 

– Kelebihan alat:
• Praktis penggunaannya
• Sangat cocok digunakan untuk pembuatan tabel distribusi diameter pohon
• Cocok untuk pengukuran pohon-pohon berdiameter kecil
– Kelemahan alat:
• Sulit digunakan untuk pohon berdiameter besar     
• Pengukuran harus dilakukan lebih dari 1 kali
• Alat cukup besar dan berat sehingga kurang praktis untuk dibawa-bawa
• Tidak dapat digunakan untuk pengukuran diameter yang memerlukan ketelitian tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar